"Nagur Page Waris Samadiatn' Nang Jauh"

Rabu, 12 Maret 2008

Potret Desa dan Kehidupan Sahabatku


DI sebuah desa terpencil yang sangat ramah penduduknya lahirlah seorang anak bernama A’en, desa ini berjumlah 56 KK dengan mata pencharian sehari-hari penduduk bertani dan menyadap karet untuk kebutuhan hidup, walaupun begitu banyak juga anak-anak dari desa ini yang berhasil merantau dan mengenyam pendidikan.

Jarak tempuh dari desa kepusat kecamatan 8 km dengan keadaan jalan yang setengah beraspal dan pengerasan. Ae’n nama kesanyangan yang diberikan kedua orang tuanya, waktu berumur 6 tahun ia sudah duduk dibangku sekolah dasar. Ia sangat senang bermain bola kaki, petak umpet dan berlarian dipematang sawah yang belum ditanam padi dengan teman sebaya, teman sepermainan a’eni nawi, katutok, mandus pero, lambuk, membeng dan yang lainnya. Walau usia yang tergolong anak-anak ia menjadi jempolan orang tua. sebelum pajar tengelam yang menandakan akan berakhirnya pekerjaan orang tua. Namun kedua orang tua ae’n tidak merasa repot melakukan pekerjaan lagi dirumah karena sudah dilakukan sianak : seperti menyapu, mencuci piring, menanak nasi, memberi makan hewan piaraan serta memandikan siadik yang masih kecil.

Setelah tamat Sekolah Dasar a’en melanjutkan di SLTP I Menjalin, waktu sekolah ae,n tinggal dengan pamannya ( sanusi ), karena a’en anak yang rajin sehingga pekerjaan dirumah pamanya kerap dilakukan sampai akhirnya ia tamat sekolah. keuletan dan kegigihannya a’en untuk sekolah tinggi sekali, dan diputuskan untuk melanjutkan sekolah di SLTA Santo Paulus Nyarongkop. Selesai tamat SLTA a,en menjalin hubungan dengan seorang gadis cantik sebut saja namanya Erna marta yang berasal dari desa lamoanak, ia harus berpisah selama tiga tahun karena a’en harus mendekam selama tiga tahun, tapi bukan penjara lho..., asrama tempat a’en tinggal sangat ketat dan disiplin karena asrama bineka nyarongkop yang diasuh oleh Br. Chimes, hanya waktu libur panjang saja bisa melepas rindu dengan keluarga dan sang pacar pada waktu itu masih duduk dibangku sekolah SLTPN I Menjalin. Perpisahan selalu menyelimuti hubungi mereka karena waktu a’en tamat SLTA langsung melanjutkan study di perguruan tinggi yaitu Faklutas Hukum Pontianak keduanya tidak sesulit dulu untuk bertemu apalagi setelah sang pacar tamat sekolah langsung mendapatkan pekerjaan dirumah sakit bersalin Harapan Anda. Keberadaan sang pacar dipontianak semangkin mengakrabkan kembali hubungan mereka, hingga sampai kejenjang pernikahan pada tahun 1998 setelah a’en menyandang gelar sarjana (SH), pernikannya diberkati di Gereja Santo Petrus dan Santo Paulus oleh pastor Erwin OFM Cap.

Setelah memulai kehidupan baru mereka tidak lagi hidup satu atap dengan kedua orang tua, hari demi hari mereka lalui dengan penuh harapan agar hidup tidak selalu merepotkan kedua orang tua maka mereka membuka usaha warung kopi dipasar menjalin yang digeluti oleh istri tercinta dengan segala suka dan duka yang dialami, sedangkan kegiatan sehari-hari a’en bergelut dilembaga Yayasan PAHAR sekaligus salah satu pendiri yayasan, bergerak dibidang pemberdayaan hak perempuan adat dan rekonsiliasi sosial, sebelum bergabung di Yayasan Pangingu Binua beliau dikontrak selama 6 bulan dilembaga LPAGAR sebagai staff program SPDKK ( Sistem Peringatan Dini Kekerasan Komunal), khusus dikabupan Landak. Ketika masa kontrak beraskhir a’en bergabung di YPB sebagai staff even organizer awal 2008. aktif diorganisasi kelompok kerja masarakat adat (POKJA) dibawah naungan Dewan Adat Kecamatan, membentuk program kerja SOLOK BINUA dimenjalin.

Solok binua atau birisatn binua adalah pungutan yang dikenakan kepada semua kepala keluarga masyarakata adat sekecamatan menjalin sebesar Rp. 1000 per KK serta organisasi peduli kuburan katolik sedesa menjalin, sebagai sekretaris. Selama sepuluh tahun masa perkawinanya ia dikarunia dua orang anak. Anak pertama bernama Christian Pontiraba yang artinya pontiank, rangitatn dan baweng yang pangilan seharii-harinya Haris, anak kedua Christela Intan Paramitha yang artinya anak kesayangan yang sehari-hari dipanggil Intan. Kebahagian juga selalu terpancar dari keluarga ini yang sehari-hari dipanggil pak Aris (Mikael).

0 komentar: