"Nagur Page Waris Samadiatn' Nang Jauh"

Selasa, 13 Mei 2008

Berita Kriminal


Dibawah ini adalah beberapa dari ribuan berita-berita aktual tentang tindakan kriminal yang banyak dilakukan oleh paranormal-paranormal mancanegara. (dikutif dari berita kriminal)
Dukun Jagal Ahmad Suraji (Datuk) membantai 42 wanita
Dukun Penipu Kena Batunya
Dukun Cabul Divonis Sembilan Tahun

Tak Bereaksi Dukun Cabul Diringkus Polisi
Berbuat Cabul karena Istri ke Luar Negeri

Dukun Jagal Ahmad Suraji
(Datuk) membantai 42 wanita (Asiamaya.com edisi 9 november 2000): Kematian Bukan Ditentukan Manusia Terpidana hukuman mati, Ahmad Suraji alias Nasib alias Datuk, 47 , warga Jalan Medan-Binjai Km 16, Dusun I Aman Damai Desa Sei Semayang, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, mengaku pasrah jika pengajuan PK nya ditolak Mahkamah Agung. ''Saya pasrah. Kematian bukan ditentukan manusia, melainkan di tangan Tuhan,'' ujar Ahmad Suraji kepada Waspada, Rabu (8/11) di ruang Melati-I LP Kelas-I Tanjunggusta, Medan. Pilihan untuk mengajukan PK (Peninjauan Kembali) tersebut diambilnya, setelah Kasasinya ditolak Mahkamah Agung.

Namun Suraji, tetap bersikukuh tidak pernah melakukan pembunuhan terhadap 42 wanita, seperti yang dituduhkan kepadanya. ''Saya terpaksa mengaku, karena selain saya, istri dan anak-anak mendapat perlakuan buruk pihak keamanan.'' Kini, berdasar informasi yang diterimanya, beberapa nama yang disebut ikut terbunuh ternyata masih hidup, yang ternyata tengah bekerja di Malaysia. Artinya, kata Suraji, peristiwa heboh yang terjadi pada 1997 itu, tidak pernah dilakukannya. Karena mengaku tidak bersalah, Suraji yang memiliki tiga isteri (termasuk Tumini, yang dihukum penjara seumur hidup di LP Wanita, red) dan ayah sembilan anak itu, hanya mengajukan PK apalagi berdasar keterangan pengacaranya, ditemukan bukti baru. Namun dia tidak akan mengajukan grasi ke Presiden. Karena menurutnya, jika itu diajukan, secara tidak langsung berarti dia mengaku bersalah.

Tapi jika PK tetap ditolak, dan dilakukan eksekusi hukuman mati, Suraji mengaku pasrah. ''Kematian bukan ditentukan manusia, tetapi di tangan Tuhan.'' Menanggapi permintaan PK tersebut, Kepala LP Kelas-I Tanjunggusta Slamet Martawardaja, BcIP, SH, menyebut wajar, apalagi Kasasi yang diajukannya telah ditolak MA. ''Setiap Napi berhak meng-ajukan PK, baik oleh LP atau secara pribadi,'' katanya sem-bari menunjukkan surat pem-beritahuan penolakan Kasasi tertanggal 22 September 1998. Sedangkan surat Keputusan MA, pihaknya belum pernah menerima, karenanya Suraji belum dieksekusi mati. Suraji dijatuhi hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Lubukpakam 10 Desember 1997.

Sebelum Kasasi, dia banding ke Pengadilan Tinggi, namun ditolak sesuai putusan tertanggal 27 Juli 1998. Terpidana, mulai mendiami LP Kelas-I Tanjunggusta 6 Mei 1998 dari Cabang Rutan Lubuk Pakam. Selama mendiami LP di Blok A Sel-9, menurut Kepala LP, Suraji berkelakuan baik. Sebelumnya, dua terpidana mati kasus Narkoba yakni Ceylo, berkewarganegaraan Thailand dan Cobe, berkewarganegaraan India juga mengajukan PK. ''Namun PK keduanya telah ditolak.'' Sementara Kepala Bidang Pemasyarakatan Kanwil Kehakiman Sumut Marudut Siahaan, BcIP, SH di kantornya Jalan Putri Hijau mengaku belum mengetahui pengajuan PK Ahmad Suraji. ''Kanwil tidak mencampuri urusan Judisial tersebut.''

Dukun Penipu Kena Batunya
(Adil, 23 january 2002)Reporter: Ulil Adil - Solo, Siapa bilang mencari uang itu susah? Buktinya, Jukri, 34 tahun, begitu mudah mendapatkan duit Rp 1,6 juta. Caranya pun tak terlalu mengeluarkan tenaga dan pikiran. Cukup dengan mengaku sebagai dukun! Hanya saja, sepandai-pandai si dukun gadungan menipu akhirnya kena batunya. Belum sempat menikmati hasilnya, uang itu mendadak raib. Secara misterius? Tentu tidak. Melainkan diambil pencopet.

Sialnya lagi, Jukri masih diadukan ke polisi sehingga Jumat lalu diadili di PN Semarang. Sial yang menimpa Jukri itu bermula ketika tiga bulan silam, dirinya butuh duit. Maka dia pun membeli koran. Lho, untuk apa? ''Melihat iklan lowongan kerja,'' cerita Jukri. Namun dalam koran itu, yang paling banyak justru memuat iklan perdukunan yang menjanjikan hal muluk-muluk. Tiba-tiba wajah Jukri berubah cerah. Dalam pikirannya langsung terbersit untuk mengaku sebagai dukun. Maka lelaki itu pun kost di Jl. Tambak Aji, Semarang, dan membuka praktik perdukunan.

Ternyata perhitungannya tepat, tiap hari satu-dua orang berkunjung. Ada yang minta diobati penyakitnya, minta jimat, ada pula yang sekadar berkonsultasi. Sayangnya tamu-tamu Jukri umumnya pelit. Mereka cuma mengucapkan terima kasih setelah diberi sesuatu oleh sang dukun. Kalau pun memberi imbalan, paling Rp 1-2 ribu. Namun Jukri tak patah arang. Biar cepat BEP, lelaki itu memasang iklan di koran menyebutkan dirinya bisa menggandakan uang. Kali ini jurusnya cukup jitu. Begitu iklan dimuat, esoknya datanglah Sarono. Tergiur iming-iming Jukri, tanpa segan-segan dia menyerahkan duit Rp 1,6 juta beserta uba rampe berupa kain putih dan candu. ''Sesampai di rumah, uang ini harus disimpan di lemari,'' perintah Jukri seraya menyerahkan kembali uang Sarono yang telah dibungkus kain putih. Menurutnya, setelah seminggu jumlah uang itu akan berlipat 100 kali. Dengan penuh harap, Sarono pun pulang lantas menyimpan bungkusan itu baik-baik.

Pada saat hampir bersamaan, Jukri tertawa terbahak-bahak. ''Ternyata cari uang itu gampang,'' katanya berkali-kali. Memang, tanpa sepengetahuan Sarono, dia mengambil duit itu dan dikantungi sendiri. Sorenya, dengan menumpang bus kota Jukri bermaksud pergi belanja ke kawasan Simpanglima. Saat itulah sang dukun ketiban sial. Tanpa sepengetahuannya, uang hasil menipu tersebut dicopet oknum penjahat. Terpaksalah dia pulang gigit jari. Namun di perjalanan pikirannya berubah. ''Saya harus dapat gantinya,'' gumam Jukri. Maka dia tidak langsung ke kost, melainkan ke rumah Sarono. Kepada korban, lelaki itu menyarankan agar uang yang digandakan digenapkan sekalian Rp 2 juta. Namun permintaan ini justru membuat Sarono curiga. Dia pun membuka bungkusan kain putih yang sudah dicampur candu dan lempengan kuningan. Ternyata, uangnya sudah lenyap berganti dengan segepok potongan kertas koran. Sejak itulah Sarono sadar telah tertipu, lalu melapor ke polisi. Alhasil seperti diungkapkan di atas, akhirnya Jukri diadili.

Dukun Cabul Divonis Sembilan Tahun Tak Bereaksi
(Pikiran Rakyat edisi 9 November 2001)BANDUNG, (PR).-Hakim Bachtiar Sitompul, SH yang memimpin persidangan dan Jaksa Andi Armasari, SH, dibuat keheranan saat menyatakan vonis 9 tahun tetapi terdakwa Zae Mus (50) tidak memberikan reaksi. Terdakwa Zae Mus (50) hanya terdiam tanpa memberikan reaksi apapun karena tidak mendengar apa yang diungkapkan hakim.Aksi diam yang dilakukan terdakwa dukun cabul dari Kamp. Ciseke Ds. Waluya Kec. Cicalengka, dalam persidangan di Pengadilan Negeri Bale Bandung (PN.BB), kemarin bukan sengaja dilakukan.

Tetapi aksi diam dilakukan karena terdakwa mengalami gangguan pendengaran akibat aksi pemukulan warga saat terdakwa tertangkap.Terhadap sikap terdakwa yang tampak kalem dan tidak bereaksi majelis hakim maupun jaksa penuntut umum (JPU) serta pengunjung dari pihak keluarga korban sempat merasa heran. Bahkan keheranan semakin bertambah saat hakim menanyakan tanggapan terdakwa terhadap vonis yang telah dijatuhkan terdakwa tetap diam bahkan terlihat melongo tanda tidak mengerti.Melihat sikap terdakwa masih terdiam saat vonis dijatuhkan, majelis hakim yang diketuai Bachtiar Sitompul, SH, terpaksa mengulangi lagi perkataannya. "Apakah saudara mendengar apa yang saya katakan, apakah saudara menerima atau merasa keberatan terhadap vonis yang dijatuhkan hari ini," ujar Bachtiar dengan nada suara meninggi.Terhadap pengulangan pernyataan majelis hakim tersebut, tanpa banyak pertimbangan Zae langsung menyatakan menerima. Bahkan dirinya menyatakan merasa tidak berkeberatan menerima vonis 9 tahun dari tuntutan jaksa 12 tahun penjara.

Pernyataan terdakwa menerima hukuman 9 tahun dipotong masa tahanan disambut majelis hakim dengan mengetukan palunya. "Bila kamu benar-benar menerima silakan kamu jalani hukuman dengan sebaik-baiknya semoga dengan hukuman tersebut kamu menjadi jera," ujar Bachtiar mengakhiri persidangan.Hukuman yang dikenai terhadap terdakwa Zae Mus, merupakan buah dari perbuatan terdakwa yang mengakui dirinya sebagai paranormal. Dengan kepiawaiannya terdakwa mengakui dapat menghilangkan kesialan dan memudahkan jodoh serta melipatgandakan uang titipan pasiennya.Namun dalam kenyataannya, dalam menjalankan prakteknya terdakwa bukannya mengobati pasien malah mencabulinya.

Bahkan dua orang pasiennya diperlakukan layaknya sebagai istri.Sebagaimana dalam dakwaan jaksa Andi Armasari SH, aksi perdukunan yang dilakukan terhadap Ita (22) dan Noni (19) (bukan nama sebenarnya) dilakukan Sabtu (14/7) lalu. Dengan dalih akan diberi ilmu agar cepat mendapat jodoh terdakwa memperlakukan keduanya seperti pada istrinya.Perbuatan yang dilakukan pada tengah malam tersebut sebelumnya diawali dengan mandi kembang. Pada saat memandikan keduanya, terdakwa berdalih bahwa pada bibir dan alat kemaluan korban terdapat jarum yang menghalangi keberuntungan dan jodoh, untuk itu harus dicabut.Cara mencabut jarum tersebut menurut terdakwa harus dilakukan dengan membaca beberapa surat yang terdapat dalam Alquran. Setelah itu pencabutan jarum dilakukan dengan menyatukan raga dirinya dengan korban.Baik Ita maupun Noni mengikuti apa yang dianjurkan oleh terdakwa, bahkan saat terdakwa menyetubuhinya.

Kedua korban baru menyadari bahwa dirinya telah tertipu setelah beberapa minggu keduannya tidak mengalami perubahan nasib maupun jodoh.Lain lagi dengan yang dialami oleh korban Ira (24) dan Nur (26) (bukan nama sebenarnya) keduanya menitipkan uang untuk dilipatgandakan. Keduanya merasa percaya karena mendengar kabar bahwa terdakwa dikenal sebagai dukun yang mampu mengubah daun sirih menjadi uang Rp 20 ribuan.

Dukun Cabul Diringkus Polisi

(Bernas edisi 25 oktober 2000)Kendal, Bernas Swn, dukun cabul asal Ngampel, Boyolali yang dijadikan guru spiritual AG, Sekretaris Desa Pager Dawung Kecamatan Gemuh dan ibunya Ny Rub, akhirnya diringkus oleh tim Serse Polres Kendal beberapa hari silam, di kediamannya tanpa perlawanan.Menurut penjelasan Wakil Kasat Serse, Ipda Soeharto, Selasa (24/10) Swn tidak melarikan diri dengan pertimbangan demi menyelamatkan nasib Sekdes dan ibunya, dari amukan pemuda Pager Dawung yang marah karena menduga AG dan Ny Rub, memelihara 'pesugihan' dengan cara mengorbankan 40 perawan.

Semula, sejumlah warga menduga, Swn berasal dari Yogya (Bernas, 11/10).Ditambahkan oleh Soeharto, berdasarkan pemeriksaan awal Swn membantah telah memperkosa puluhan gadis yang diajak oleh Sekdes AG dan ibunya. Dia hanya menyuruh menanggalkan pakaian yang dikenakan. Itupun banyak yang tidak bersedia/menolak. Namun, polisi masih terus mengumpulkan bukti dan para saksi kasus yang menghebohkan warga Pager Dawung tersebut.Kapolres Kendal Supt Drs Anas Yusuf mengatakan, setidaknya sudah ada delapan saksi yang sudah dimintai keterangan dan masih banyak saksi korban lainnya yang bakal dimintai keterangan pula. Hanya saja kendalanya, banyak diantara saksi korban bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri."Begitu mengetahui Swn diamankan di Mapolres, warga Pager Dawung minta agar diizinkan bertemu langsung dengan Swn. Mengingat pertemuan itu tidak ada relevansinya, maka terpaksa tidak saya izinkan.

Lain halnya bila yang ingin bertemu saksi korban maupun keluarganya," jelas Kapolres.Sebagaimana diberitakan, rumah Sekdes dan ibunya, dihancurkan oleh ratusan pemuda setempat. Kemarahan masa dipicu oleh pengakuan sejumlah gadis Pager Dawung yang pernah diajak 'piknik' oleh AG dan Ny Rub. Gadis berusia belasan tahun ini diminta melayani nafsu bejad Swn dan diancam rumah tangganya akan diganggu secara gaib bila menolak melayani. Akibatnya, beberapa korban menderita stres

Berbuat Cabul karena Istri ke Luar Negeri
(Suara merdeka edisi 28 september 2001)PURWOKERTO - Dukun cabul yang menggauli korbannya di rumah orang tua korban, kemarin ditangkap petugas Polsek Gumerlar, Banyumas. Tersangka dukun cabul itu adalah Cartam (50) warga Gumelar. "Profesi dia memang dukun," kata Kapolres Banyumas AKBP Drs Sukamto Handoko.Kasus itu bermula ketika dukun itu diminta Camiarso (55) datang ke rumahnya mengobati anaknya, sebut saja Kembang (15) yang sakit.

Gadis itu sepekan terakhir mengeluh bahwa pinggangnya terasa sakit sekali. Sudah dibawa ke Puskesmas tapi belum juga sembuh.Maka orang tuanya minta bantuan dukun Cartam mengobatinya, beberapa hari lalu dukun itu berhasil mengobati seorang tetangganya dengan keluhan hampir sama. Pengobatan yang dilakukan Cartam dilakukan dua kali.Tahap pertama, Kembang diberi ramuan minuman setelah diberi mantra dengan membakar kemenyan serta membakar keris di kamar tidur gadis itu. Dalam setiap pengobatannya, Cartam membuat syarat tidak ada orang lain yang boleh masuk ke kamar saat pengobatan tengah berjalan.Dalam pengobatan pertama, berjalan mulus, dan gadis itu menyatakan sembuh. Dua hari kemudian dukun datang lagi menanyakan apakah sakitnya masih ada. Ketika dijawab sudah sembuh, dukun mengatakan bahwa jika tidak dituntaskan penyakitnya datang lagi.

Maka gadis itu diobati lagi dalam kamar yang terkunci dari dalam pada malam hari. Pengobatan yang berlangsung tiga jam. Karena keluarga Kembang curiga, maka mengintip lewat jendela. Kakak kandung Kembang melihat bahwa Cartam sedang berbuat tidak wajar.Mengetahui perbuatan itu, pintu kamar didobrak. Warga setempat segera menghubungi polisi dan menangkap pelakunya. Sepeda motor milik dukun itu dibakar massa, namun dukunnya berhasil dievakuasi ke Polsek.Ketika diperiksa dia mengaku terus terang perbuatannya. Cartam melakukannya karena sudah lama tidak berhubungan setelah ditinggal pergi istrinya ke luar negeri sebagai pembantu rumah tangga.Sukamto Handoko mengatakan, kasus pemerkosaan selama September ini cukup tinggi. Dalam kurun waktu dua pekan telah terjadi tiga kasus pemerkosaan. Pertama kasus pemerkosaan yang terjadi di Bumi Perkemahan Kendalisada, kedua kasus di sebuah SD Purwonegoro, Purwokerto Utara dengan pelaku enam orang pelajar dan kasus Cartam ini.

Read More..

Salah Siapa


Banyak persoalan terungkap dalam lokakarya, seminar dan diskusi yang dilakukan LSM dan pemerintah yang tidak jauh dengan persoalan sosial, pemerintah dan politik. Mulai dari belum optimalnya pengarusutamaan gender, keterwakilan 30 persen perempuan di lembaga legislatif hingga cara-cara mafia menjerat korbannya dibeber secara blak-blakan.

Tak heran ditelorkan rekomendasi agar pers, LSM dan Ormas yang peduli dengan Gender dan perdagangan perempuan dan anak, melakukan presure berupa aksi demo damai ke lembaga peradilan agar menjerat dan memutus hukuman yang setimpal bagi para pelaku trafficking. “Jujur saja banyak kasus trafficking yang terungkap namun hanya 1-2 yang berhasil disidang ke pengadilan. Itupun diputus sangat ringan dan tidak memenuhi rasa keadilan masyarakat,” kalau dilihat dan ditinjau lebih jauh bahwa penghasilan dikampung halaman sendiri lebih besar ketimbang harus jauh melangkah, hanya saja anak-anak zaman sekarang pada gengsi dan malas bekerja yang sifatnya harus memeras tenaga, kalau disekolahkan banyak yang putus ditengah jalan.

Banyak ocehan dan gunjingan yang didengar baik dimedia masa, elektronik dan sanak family agar orang tua untuk selalu waspada terhadap anak gadisnya jika ditawari pekerjaan ke luar daerah dengan iming-iming gaji besar. Keduanya juga menambahkan pentingnya pengembangan diri melalui peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) agar tidak mudah ditipu para mafia. Tapi banyak juga orang tua yang justru melakukan hal ini, apakah tergiur karena hasil atau desakan ekonomi yang semangkin hari semangkin mengsengsarakan.

“Rata-rata korban trafficking akibat minimnya pengetahuan dan alasan ekonomi sehingga mudah terbujuk mafia, “Dulu bahasa anak durhaka pada orang tua, apakah diiyakan jika ada ortu yang menjual anak demi kepentingan sesaat dikatakan durhaka”, selagi kita bisa mengingatkan baik sebagai teman, ortu dan family agar jangan sampai salah langkah sehingga tidak ada kasus dan permasalahan yang menimpa anak bangsa kita secara tidak wajar. sebenarnya ini salah siapa, pemerintah, orang tua atau sianak???

Read More..

Dewasa Yang Mengkuatirkan


Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi orangtua tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuatiran bagi para orangtua. Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi remaja, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.


Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.



Bukan itu saja, pada masa ini kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Oleh karena itu, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar. Sedangkan, pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.



Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua dan kemudian mereka pacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat. Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah fihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya dengan orangtua.


Dalam menghadapi masalah pergaulan bebas antar jenis dimasa kini, orangtua hendaknya memberikan bimbingan pendidikan seksual secara terbuka, sabar dan bijaksana kepada para remaja. Remaja hendaknya diberi pengarahan tentang kematangan seksual serta segala akibat baik dan buruk dari adanya kematangan seksual. Orangtua hendaknya memberikan teladan dalam menekankan bimbingan serta pelaksanaan latihan kemoralan yang sesuai dengan Buddha Dhamma. Sang Buddha telah memberikan pedoman untuk bergaul yang tentunya juga sesuai untuk pegangan hidup para remaja. Mereka hendaknya dididik selalu ingat dan melaksanakan Pancasila Buddhis. Pancasila Buddhis atau lima latihan kemoralan ini adalah latihan untuk menghindari pembunuhan, pencurian, pelanggaran kesusilaan, kebohongan dan mabuk-mabukan. Dengan memiliki latihan kemoralan yang kuat, remaja akan lebih mudah menentukan sikap dalam bergaul. Mereka akan mempunyai pedoman yang jelas tentang perbuatan yang boleh dilakukan dan perbuatan yang tidak boleh dikerjakan. Dengan demikian, mereka akan menghindari perbuatan yang tidak boleh dilakukan dan melaksanakan perbuatan yang harus dilakukan.

Read More..

Sabtu, 10 Mei 2008

Laptop Masuk Sekolah


Teknologi dapat digunakan, tetapi hanya akan betul bermanfaat setelah hal-hal (misalnya manajemen) yang lebih penting sudah diatasi duluan. Implementasi teknologi di bidang pendidikan perlu diintegrasikan ke dalam perencanaan terhadap semua aspek pengembangan pendidikan secara seimbang (bukan secara proyek).

Sering pengumuman yang muncul di media mengenai teknologi di arena pendidikan kelihatannya kurang menilaikan penelitian dan pengalaman di dunia pendidikan. Kasus-kasus teknologi dan pendidikan tertentu kelihatannya juga diankat sebagai solusi umum. Padahal ada isu-isu yang penting dan perlu dihadapi duluan misalnya:
Sekolah tak Bisa Tangkal Situs Porno, yang perlu SDM di tingkat sekolah yang sangat bermutu dan rajin.

Memang kita wajib untuk mencari solusi yang kreatif, tetapi kita juga wajib untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang ada di dunia supaya kita tidak hanya mengulangkan kegagalan negara lain. Apakah, karena makin banyak siswa-siswi sekarang main Internet di warnet daripada menggunakan waktunya di rumah untuk mengulang pelajaran dari sekolah dan mengerjakan PRnya ini sebagai salah satu sebabnya hasil dari pendidikan.Ujian Nasional (UN)kelihatannya menjadi lebih buruk?

Sebaiknya pemerintah tetap fokus untuk meningkatkan hal-hal mutu pendidikan di sekolah. Masih banyak masalah yang sangat dasar di tingkat sekolah. Pendidikan Berbasis-Guru yang Mampu dan Sejahtera, di Sekolah yang Bermutu, dengan Kurikulum yang Sesuai dengan Kebutuhan Siswa-Siswi dan "Well Balanced" seimbang, dengan banyak macam keterampilan termasuk teknologi, jangan sampai gur-guru tidak diperhatikan oleh pemerintah yang sangat menyebelahkankan pemberdayaan yang merupakan periuk bagi kaum pejuang tanpa jasa ini. yang Diimplementasikan secara baik adalah solusi utama untuk menyiapkan anak-anak kita untuk menghadapi tantangan-tantangan masa depan.


Read More..

Selasa, 06 Mei 2008

Kata Hati

Bila ada cahaya didalam jiwa, ada kecantikan didalam pribadi. Bila ada kecantikan didalam pribadi, ada harmoni didalam rumah. Bila ada harmoni didalam rumah ada ketertiban didalam Negara. Bila ada ketertiban didalam Negara maka akan ada kedamaian didalam dunia

Kami mengetahui segala yang perlu kita ketahui untuk mengakhiri penderitaan jiwa yang tidak perlu, yang saat ini banyak merundung banyak orang, harga diri yang tinggi serta efektifitas pribadi tersedia buat setiap orang yang bersedia meluangkan waktu untuk meraihnya.

Siapa diriku sudah cukup baik apabila aku menjadi diriku sendiri dengan terus terang.

Barangkali pelayanan masyarakat paling mulia yang dapat disumbangkan siapapun pada negeri dan kemanusiaan adalah mengasuh keluarga.

Belajar adalah menemukan apa yang sudah anda ketahui, melakukan adalah memeragakan bahwa anda mengetahuinya, mengajar adalah mengingatkan orang-orang lain bahwa mereka mengetahuinya sebaik anda. Anda adalah pelaku dan guru

Hambatan – hambatan adalah hal-hal menakutkan yang anda lihat ketika anda melepaskan tatapan mata anda dari tujuan anda.

Perbedaan mendasar antara orang biasa dan pejuang adalah bahwa pejuang menggangap segala hal sebagai tantangan, sedangkan orang biasa segala hal sebagai berkah atau kutukan.

Pengalaman bukanlah apa yang terjadi pada seseorang, pengalaman adalah apa yang dapat dilakukan seseorang terhadap apa yang terjadi padanya.

Kehidupan ini adalah suatu ujian, ini tak lebih dari suatu tujuan. Andaikata ini adalah suatu kehidupan sesungguhnya niscaya anda sudah menerima instruksi-instruksi lanjutan tentang mana arah yang mesti dituju serta yang mesti dilakukan.

Read More..